a buffet table with a variety of food on it

5 Kenyataan Pahit Dunia Catering yang Jarang Diomongin, Tapi Sering Terjadi

Bisnis catering tak semudah kelihatannya. Artikel ini mengungkap fakta-fakta lucu tapi nyata yang sering terjadi di balik dapur dan meja prasmanan — dari pesanan mendadak sampai negosiasi absurd yang bikin geleng-geleng kepala. Cocok dibaca siapa saja yang tertarik dengan dunia Catering Makassar.

SEPUTAR CATERING

Tim Konten Catering Andini

7/8/2025

a buffet table with a variety of food on it

5 Kenyataan Pahit Dunia Catering yang Jarang Diomongin, Tapi Sering Terjadi

Bisnis catering kelihatannya enak: masak, hidangin, dibayar. Tapi yang sudah lama terjun pasti tahu: kenyataannya jauh lebih kompleks dari sekadar bikin nasi dan ayam goreng. Ada banyak hal yang jarang dibahas ke klien — tapi selalu jadi bagian dari perjuangan di balik dapur dan meja prasmanan.

Berikut 5 kenyataan yang mungkin pahit, kadang lucu, tapi benar-benar terjadi di dunia catering.

1. Pemesanan Mendadak: “Besok ya, 200 pax. Bisa?”


Ini klasik. Ada orang pesan hari ini untuk acara besok pagi. Bukan 20, tapi 200 porsi. Dan kalimat lanjutannya biasanya: “Makanannya yang lengkap ya. Tapi tetap rapi dan elegan.” Tim dapur langsung rapat darurat. Tukang belanja ngebut ke pasar. Semua seperti The Avengers, tapi bawa sendok dan panci.

2. “Boleh minta tester dulu, semua menu ya?”


Kalau satu menu, oke lah. Tapi kadang calon klien datang bawa 3 orang, minta coba 5 menu, lengkap dari nasi, ayam, sambal, sampai minuman. “Soalnya tante saya picky banget.” “Kakak saya alergi bawang.” “Anak saya suka makanan yang nggak terlalu berasa.” Tester atau full-course gratis? Padahal belum tentu jadi order...

3. Tamu Tambahan: “Eh, ternyata nambah 50 orang ya…”


Ini ucapan yang sering keluar satu jam sebelum acara dimulai. Dan biasanya tanpa nambah budget. “Gak apa-apa kan ya? Makanannya pasti cukup kok.” Pernah dengar kalimat "asal jangan sampai ada yang nggak kebagian"? Itu jadi mantra paling menegangkan bagi tim catering.

4. Dekorasi Ambil Sendiri, Balik Nanti


Kursi, taplak, alat saji. Semua sudah rapi. Tapi pas acara selesai… tim klien bilang: “Nanti kami yang balikin, ya. Tenang aja, kami simpan baik-baik.” Tiga hari kemudian: belum balik. Seminggu kemudian: alas piring hilang, panci penyok, taplak hilang entah ke mana. Kadang jadi sedih bukan karena rugi, tapi karena kehilangan kenangan satu set sendok yang sudah ikut 20 acara.

5. “Ini sih biasa aja, tapi harga bisa kurang nggak?”


Ini soal harga. Harga sudah jelas di brosur. Tapi pertanyaannya tetap muncul: “Kalau nggak pakai kerupuk, bisa kurang?” “Kalau minumnya air galon aja, bisa diskon?” Padahal kerupuk dan galon bukan biang mahalnya... Tapi ya, kita semua tahu: nego harga adalah seni komunikasi tersendiri.

Penutup


Catering bukan sekadar soal makanan. Tapi tentang waktu, tenaga, perasaan, logistik, dan kadang… kemampuan menahan tawa sambil masak 300 porsi. Dan meskipun kenyataannya pahit, dunia catering tetap menyenangkan — apalagi saat klien puas dan bilang: “Wah, makanannya enak banget! Kapan bisa order lagi?” Itu lebih manis dari dessert manapun.

man in black crew neck shirt wearing black round watch
man in black crew neck shirt wearing black round watch