a buffet table with a variety of food on it

7 Mitos Tentang Dunia Catering yang Masih Banyak Orang Percaya

Masih banyak orang mengira bisnis catering itu gampang dan murah. Artikel ini membongkar 7 mitos populer tentang dunia catering yang sering disalahpahami — dari soal harga, kualitas rasa, hingga tantangan di balik dapur. Cocok dibaca siapa saja yang ingin tahu realita di balik layanan katering profesional di Makassar.

Tim Catering yang suka mikir macam-macam di dapur

7/9/2025

a buffet table with a variety of food on it

7 Mitos Tentang Dunia Catering (Yang Masih Banyak Orang Percaya)

Dari luar, bisnis catering sering terlihat sederhana: masak, antar makanan, terima pembayaran. Tapi siapa pun yang pernah berada di balik dapur atau logistik acara tahu — dunia catering itu ibarat pertunjukan besar: semua harus tepat waktu, rapi, dan tetap senyum meski tidur kurang dari 3 jam.

Tapi sayangnya, masih banyak mitos-mitos seputar dunia katering yang terus beredar. Sebagian bikin kita senyum kecut, sebagian bikin ingin menjelaskan pakai power point. Berikut 7 mitos paling sering kami dengar, beserta kenyataannya.

  1. “Masak buat banyak orang itu lebih gampang.”


    Mitos. Kata siapa makin banyak makin gampang? Ada yang berpikir, "Ah, tinggal kalikan resep aja kan?" Padahal kenyataannya: memasak untuk 10 orang dan 300 orang itu beda dunia. Contohnya: sambal yang enak di 1 kg cabai belum tentu terasa sama di 10 kg. Tingkat kematangan sayur, tekstur daging, hingga takaran bumbu — semuanya berubah saat skalanya membesar. Belum lagi manajemen waktu, alur dapur, hingga pengemasan agar semua tetap hangat dan layak saji. Jadi bukan cuma soal "bisa masak" — tapi juga soal pengalaman, sistem, dan kerja tim.

  2. “Kalau prasmanan, pasti lebih murah.”


    Mitos. Banyak yang berpikir prasmanan lebih hemat. Mungkin karena “ambil sendiri”, jadi dianggap lebih simpel. Padahal: ada tambahan meja saji, taplak, dan dekorasi. Perlu alat pemanas agar makanan tetap hangat. Kadang butuh staf tambahan untuk refill atau menjaga area makanan. Dan yang paling sering dilupakan: porsi prasmanan tidak bisa ditebak — tamu bisa ambil 2–3 kali. Jadi dibanding nasi kotak yang sudah terukur, prasmanan justru bisa lebih mahal, apalagi jika harus tampil elegan.

  3. “Masakan katering itu pasti standar dan biasa-biasa aja.”


    Mitos. Ini mungkin karena trauma dengan makanan acara zaman dulu: nasi keras, ayam kering, sayur kebanyakan santan. Tapi sekarang? Banyak katering, termasuk kami, sudah upgrade. Kami riset, uji coba, plating, bahkan konsultasi menu sesuai tema acara. Banyak klien bilang, “Rasanya kayak masakan rumah tapi tampilannya kayak hotel.” Artinya: kualitas katering zaman sekarang nggak bisa dianggap remeh.

  4. “Kalau pesan dadakan, pasti tetap bisa.”


    Mitos. Ini mitos yang paling sering bikin kami geleng-geleng. Memang kadang bisa, kalau jadwal longgar dan bahan tersedia. Tapi H-1 atau bahkan H-12 jam, untuk 100–300 pax? Itu bisa jadi mustahil. Logistik kami perlu: belanja bahan segar, menyiapkan bumbu dan marinasi, pengolahan, packing, hingga pengiriman dan setting meja. Kami bukan sulap. Kami butuh waktu untuk memastikan makanan tidak sekadar jadi — tapi juga layak dinikmati.

  5. “Kalau cuma 50 porsi, pasti lebih murah.”


    Mitos. Logikanya, makin sedikit porsi, makin hemat. Tapi kenyataannya tidak selalu begitu. Ada biaya tetap yang tetap keluar meskipun hanya 30–50 porsi: tenaga dapur, transportasi, packaging, peralatan masak besar yang tetap dipakai. Justru skala kecil seringkali lebih mahal per box-nya, karena bahan dan prosesnya sama, tapi dibagi untuk porsi lebih sedikit.

  6. “Makanannya pasti awet sampai malam.”


    Mitos. Sering ada yang bilang, “Gak apa-apa nanti makan malam, kan katering.” Padahal makanan siap saji punya batas waktu. Rata-rata makanan matang dari katering aman dikonsumsi dalam 4–6 jam pada suhu ruangan. Setelah itu, apalagi jika dibiarkan terbuka, risiko basi, berbau, atau kontaminasi bisa terjadi. Jadi kalau ingin awet, harus ada penghangat khusus, pendingin, atau pemilihan menu yang memang tahan lama.

  7. “Catering cuma soal masak.”


    Mitos. Ini pandangan paling menyesatkan. Catering bukan cuma soal masak — tapi juga: koordinasi tim, manajemen stok bahan, pengemasan, estetika saji, komunikasi dengan klien, troubleshooting saat hari-H, dan yang tak kalah penting: mental baja saat acara berubah tiba-tiba. Dari loading barang, dekorasi meja, sampai membersihkan alat habis acara — semua perlu kerja tim yang solid.

Penutup:


Catering itu seni, ilmu, dan olahraga digabung jadi satu. Kami bukan sekadar juru masak — kami problem solver, seniman logistik, dan penjaga senyum tamu di balik layar. Jadi, kalau kamu pernah percaya salah satu mitos di atas, sekarang kamu tahu faktanya. Dan kalau suatu hari kamu pesan katering lebih awal, pilih menu dengan percaya, dan menghargai prosesnya… Kami akan langsung tahu: kamu bukan klien biasa. Kamu partner yang siap bikin acara jadi luar biasa.

two clear wine glasses
two clear wine glasses